Grebeg Syawal, Tradisi Lebaran ala Keraton Yogyakarta

Jika kalian berada di Yogyakarta pada saat Idul Fitri, kalian wajib datang ke Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta. Di sana kalian bisa melihat berlangsungnya upacara Grebeg Syawal.

Suasana upacara Grebeg Syawal. Sumber: kumparan.com

Upacara Grebeg Syawal merupakan salah satu acara besar yang dimiliki oleh Keraton Yogyakarta. Sesuai dengan namanya, acara ini dilangsungkan di awal bulan Syawal, tepatnya pada tanggal 1 Syawal atau pada Hari Raya Idul Fitri. Acara ini terbuka untuk umum dan dilaksanakan di kawasan Alun-Alun Utara selepas shalat Id.

Upacara Grebeg sendiri merupakan upacara yang telah ada sejak sebelum agama Islam masuk ke tanah Jawa. Ketika agama Islam tersebar di tanah Jawa, upacara ini tetap dipertahankan dan disesuaikan dengan nilai-nilai Islam.

Penyesuaian upacara Grebeg dengan nilai Islam dapat dilihat pada pemilihan waktu pelaksanaan acara ini. Upacara Grebeg dilaksanakan pada hari-hari besar umat Islam. Tidak hanya pada momen Idul Fitri saja, upacara Grebeg juga dilaksakan pada Hari Raya Idul Adha dan perayaan Maulid Nabi.

Di dalam upacara Grebeg, kalian akan menjumpai kehadiran gunungan. Gunungan merupakan kumpulan hasil bumi berupa buah-buahan, sayuran dan jajanan yang dibentuk menjadi sebuah kerucut besar.

Gunungan Grebeg. Sumber: krjogja.com

Pada setiap upacara Grebeg, Keraton Yogyakarta akan membuat lima gunungan, kecuali pada tahun Dal (setiap tahun kedelapan dalam sistem Kalender Jawa) dimana Keraton akan membuat enam gunungan.

Kelima gunungan tersebut diperuntukkan bagi Puro Pakualaman, kantor Kepatihan, Masjid Gedhe dan masyarakat yang hadir dalam upacara Grebeg. Gunungan yang telah dipersiapkan akan diarak dari dalam Keraton menuju tempat tujuan yang berbeda-beda, yakni menuju Puro Pakualaman, Kantor Kepatihan dan Masjid Besar Yogyakarta.

Untuk gunungan yang akan dibagikan kepada masyarakat, gunungan tersebut akan diarak menuju Masjid Besar Yogyakarta. Setibanya di Masjid Besar, gunungan terlebih dahulu akan didoakan oleh Kyai Penghulu Keraton sebelum dibagikan kepada masyarakat.

Arak-arakan gunungan di depan Masjid Besar Yogyakarta. Sumber: menpan.go.id

Dalam proses pemindahan gunungan ke tempat tujuan, rombongan pembawa gunungan akan dikawal oleh kesatuan dari Prajurit Keraton dan arak-arak tersebut akan melewati kawasan Alun-Alun Utara.

 

Upacara Grebeg yang sarat makna

Upacara Grebeg merupakan rangkaian acara yang sarat makna. Ada beberapa makna yang bisa diambil dari upacara ini. Pertama, upacara Grebeg merupakan simbol bentuk syukur manusia kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas rahmat yang selalu diberikan. Wujud syukur tersebut dicerminkan dalam kehadiran gunungan yang berisi hasil bumi yang diusahakan oleh manusia.

Kemudian, upacara Grebeg merupakan salah satu cara menyiarkan agama Islam di tengah masyarakat. Pelaksanaan upacara Grebeg di hari besar Islam menjadi simbol bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan di Keraton selalu berlandaskan dengan nilai-nilai agama. 

Selain itu, dengan proses arak-arakan gunungan menuju masjid besar juga menjadi simbol bahwa agama menduduki posisi penting dalam masyarakat.

Gunungan diarak dari Keraton. Sumber: jateng.antaranews.com

Bagi masyarakat yang hadir dalam upacara Grebeg, gunungan yang dibagikan oleh Keraton merupakan sebuah berkah atau rezeki. Apalagi, nilai berkah dari gunungan yang dibagikan tersebut dipercaya semakin bertambah setelah didoakan terlebih dahulu oleh para penghulu Masjid Besar Yogyakarta sebelum dibagikan ke masyarakat.

Upacara Grebeg Syawal merupakan salah satu acara budaya yang bisa disaksikan di Yogyakarta. Untuk mengetahui informasi resmi mengenai pelaksanaan Grebeg Syawal, kalian bisa mencari tahu hal tersebut dengan mengakses akun Instagram resmi Keraton Yogyakarta @kratonjogja. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bakpia, Panganan Inovatif yang Tak Lekang Oleh Waktu!

Taru Martani Coffee & Resto, Tempat Nongkrong Nyaman dan Murah di Pusat Kota Yogyakarta!